TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 pegawai pelabuhan ditahan terkait ledakan di Beirut, Lebanon. Menurut laporan kantor berita Lebanon, NNA, salah satu yang ditahan adalah Manajer Pelabuhan Beirut yang diketahui bernama Hassan Koraytem.
"Sebanyak 16 orang telah ditahan untuk diminta keterangan terkait investigasi ledakan di Beirut," ujar juru bicara Pemerintah Lebanon, Fadi Akiki, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 7 Agustus 2020.
Hassan Koraytem tidak hanya ditahan dan dimintai keterangan oleh otoritas hukum Lebanon. Akun banknya juga dibekukan oleh bank sentral Lebanon bersama enam akun pegawai pelabuhan lainnya.
Dalam laporan NNA, otoritas hukum Lebanon memandang Hassan Koraytem telah lalai dan telat bertindak dalam mencegah bencana di kawasan Pelabuhan Beirut. Hal tersebut terkait keberadaan 2000 ton lebih ammoinium nitrat di pelabuhan yang menjadi sumber ledakan di Beirut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hangar 12 di Pelabuhan Beirut menyimpan 2750 ton bahan peledak berkekuatan tinggi, Ammonium Nitrat. Bahan peledak tersebut sudah dibiarkan berada di hangar kurang lebih 6 tahun lamanya. Adapun Ammonium Nitrat tersebut berasal dari kapal Rusia yang ditahan di Beirut karena kelebihan beban.
Pemerintah Lebanon memberi waktu kepada otoritas hukum empat hari untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas ledakan di Beirut.
Hingga berita ini ditulis, jumlah korban jiwa ledakan di Beirut diketahui ada 145 orang. Sementara itu, untuk korban luka-luka, ada 5000 lebih.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA